KAIRO – Pemerintah Mesir akan membolehkan shalat tarawih di Masjid-masjid yang melaksanakan shalat Jum’at, dalam situasi pandemi covid 19. Mesir saat ini berada di gelombang kedua pandemi covid-19.
Seperti diberitakan Youm7, Sabtu (27/2021/2021), Kementerian kesehatan Mesir menyebutkan, kurva kasus Covid-19 di negara itu sudah mulai menurun. Per 28 Februari 2021 jumlah kasus baru sebanyak 588 kasus, sementara yang sembuh sebanyak 533 orang, namun yang meninggal 49 orang. Angka ini sudah cukup baik dibanding situasi beberapa bulan sebelumnya yang mencapai seribuan kasus.
Melihat perkembangan itulah, Pemerintah Mesir kemudian membolehkan masyarakatnya untuk melaksanakan salat tarawih berjamaah di masjid-masjid. Namun tetap mewajibkan protokol kesehatan yang super ketat, dengan melarang penggunaan kamar mandi atau tempat wudhu, tetap menjaga jarak, dianjurkan membawa sajadah sendiri dan wajib menggunakan masker.
Syamsu Alam, khatib yang juga sekaligus pengurus Masjid Indonesia di Kairo, Mesir kepada SNN membenarkan kabar soal dibukanya masjid untuk shalat tarawih. Ia pun mengaku senang mendengar kabar tersebut. Walau ia menyadari, ancaman virus Covid-19 masih ada.
TAAT ATURAN – Masyarakat Kairo, Mesir sangat patuh dengan pelaksanaan prokes Covid-19. Sehingga Pemerintah membuka masjid untuk Tarawih. (foto: Fachrurrazi Mansur)
“Benar, Mufti Mesir telah menerangkan, shalat tarawih di bulan Ramadhan akan diperbolehkan sepanjang dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat. Ini tentu menjadi harapan bagi semua orang,” kata Syamsu Alam.
Ibadah di majsid dengan protokol kesehatan memang sudah berjalan dengan baik selama ini. Kepedulian masyarakat pun sangat mendukung terealisasikan aturan tersebut. Sehingga kemudian Pemerintah Mesir membuka masjid untuk salat tarawih.
Ia menambahkan, sebagai ibadah Sunnah Muakkadah, diperbolehkannya shalat tarawih di masjid dalam kondisi pandemi seperti ini sudah cukup baik. “Harus tetap ketat dalam melaksanakan protokol kesehatan, sebagai upaya dan ikhtiar bersama untuk memutus rantai penyebaran Covid-19,” ungkap Syamsu Alam.
Hal senada diungkapkan Abdel Rahman, warga Mesir yang fasih berbahasa Indonesia. Kepada SNN ia mengaku senang dengan kebijakan Pemerintah Mesir tersebut. “Shalat tarawih merupakan bagian integral dari adat istiadat juga ibadah di bulan Ramadhan. Jika tidak ada shalat tarawih yang merupakan salah satu ruhnya Ramadhan, maka kurang terasa dalam menjalankan ibadah puasa bulan Ramadhan,” kata Abdel Rahman kepada SNN, Minggu (28/2/2021) .
Abdel juga berharap jamaah shalat tarawih nanti tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19. “Sebagai orang Mesir, saya sangat senang shalat tarawih akan diadakan tahun ini. Saya berharap Allah menghapus penderitaan dari negara kita dan semua negara Muslim. Aamiin,” harapnya. (fm)